Artikel : Hadits - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Amal Apakah yang Paling Utama ?

Kamis, 29 Agustus 24
***


Úóäú ÃóÈöí åõÑóíúÑóÉó Ãóäøó ÑóÓõæúáó Çááøóåö Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó ÓõÆöáó Ãóíøõ ÇáúÚóãóáö ÃóÝúÖóáõ ¿ ÝóÞóÇáó : ÅöíúãóÇäñ ÈöÇááøóåö æóÑóÓõæáöåö. Þöíáó : Ëõãøó ãóÇÐóÇ ¿ ÞóÇáó : ÇáúÌöåóÇÏõ Ýöí ÓóÈöíáö Çááøóåö. Þöíáó : Ëõãøó ãóÇÐóÇ ¿ ÞóÇáó : ÍóÌøñ ãóÈúÑõæÑñ


Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-meriwayatkan bahwa Rasulullah Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó pernah ditanya, ‘Amal apakah yang paling utama ?’ Beliau pun menjawab, “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya”. Ditanyakan lagi kepada beliau, ‘Kemudian apa lagi ?’ Beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah”. Ditanyakan lagi kepada beliau, ‘Kemudian apa lagi ?’ Beliau pun menjawab, ‘Haji yang mabrur’. [1]
***

Sesungguhnya hal terpenting yang wajib diperhatikan oleh seorang hamba dalam kehidupan ini adalah perkara keimanan. Karena keimanan merupakan hal yang paling utama yang diusahan oleh jiwa, yang dicapai oleh hati, dan dengannya seorang hamba mendapatkan ketinggian (derajat) di dunia dan akhirat. Bahkan, segala kebaikan di dunia dan di akhirat terhenti di atas keimanan yang benar. Karena itu, keimanan merupakan perkara teragung yang dicari, merupakan maksud yang paling mulia dan merupakan tujuan yang terindah.

Dan bahasan-bahasan tentang keimanan dan masalah-masalahnya merupakan masalah-masalah terpenting secara mutlak. Karena, bahasan dan masalah-masalah itu merupakan bahasan dan masalah-masalah agama yang paling penting dan pondasi kebenaran dan keyakinan, dan betapa banyak keimanan yang benar itu memiliki faedah yang begitu melimpah, buah-buah yang beraneka ragam, hasil panen yang lezat, rasa yang tak hilang, dan kebaikan yang turus berkesinambungan ! berbagai hal yang tak terhitung jumlahnya, faedah-faedah yang tidak terhingga ; (yang dapat dipetik) segera saat itu juga dan pada waktu yang akan datang.

Maka, dengan iman, seorang hamba akan hidup dengan kehidupan yang baik di dua negeri kehidupan (dunia dan akhirat), seorang hamba akan selamat dari hal-hal yang tidak disukai, keburukan dan hal-hal yang membahayakan. Dan, seorang hamba akan mendapatkan semua tujuan dan menemukan semua pencarian yang diinginkan dan memperoleh pahala akhirat, sehingga ia akan masuk Surga yang luasnya seluas langit dan bumi, di dalamnya terdapat berbagai kenikmatan yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pula terdengar oleh telinga, dan tidak pula terlintas di benak hati manusia, dan ia pun akan selamat dari Neraka yang mana siksanya sangat pedih, dan dasarnya sangat jauh. Lebih besar dari kesemuanya itu adalah seseorang akan beruntung dengan memperoleh keridhaan Rabb semesta alam, (Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì ) sehingga Dia ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì tidak murka kepadanya selama-lamanya, dan dia pun akan merasakan kenikmatan dengan melihat kepada wajah-Nya ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì yang mulia.

Dan dengan iman pula, hati menjadi tenang dan jiwa menjadi tentram, (Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì berfirman)


ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ æóÊóØúãóÆöäøõ ÞõáõæÈõåõãú ÈöÐößúÑö Çááøóåö ÃóáóÇ ÈöÐößúÑö Çááøóåö ÊóØúãóÆöäøõ ÇáúÞõáõæÈõ [ÇáÑÚÏ : 28]


(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tentram (ar-Ra’d : 28)

Dan betapa banyak iman itu memiliki faedah nan agung, dampak yang penuh berkah, buah yang ranum, kebaikan yang turus-menerus di dunia dan akhirat yang tak terhitung dan tidak dapat meliputinya kecuali Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì !


ÝóáóÇ ÊóÚúáóãõ äóÝúÓñ ãóÇ ÃõÎúÝöíó áóåõãú ãöäú ÞõÑøóÉö ÃóÚúíõäò ÌóÒóÇÁð ÈöãóÇ ßóÇäõæÇ íóÚúãóáõæäó [ÇáÓÌÏÉ : 17]


Tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka berupa (macam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang selalu mereka kerjakan (as-Sajdah : 17)

Ringkasnya, jadi kebaikan itu seluruhnya merupakan cabang dari iman dan konsekwensi yang dihasilkannya, sedangkan kebinasaan dan keburukan seluruhnya hanya akan terjadi karena hilang dan kurangnya iman.

Jika demikian maka tidak disangsikan bahwa bahasan-bahasan tentang keimanan merupakan bahasan-bahasan yang sangat penting dan sangat agung, menjadi hal yang prioritas untuk diperhatikan, dan menjadi hal yang hurus dikerahkannya segenap kesemangatan dan waktu. Dan, kemuliaan pengetahuan itu diantaranya ditinjau dari sisi kemuliaan sesuatu yang dikaji dan dipelajari. Sementara itu tidak ada sesuatu yang lebih mulia daripada iman dan ilmu-ilmu tentang keimanan yang dengan merealisasikannya akan terwujud kebaikan dan terpalingkan semua keburukan. Bahkan, tidak ada kebaikan bagi seorang hamba, tidak pula ada keuntungan, tidak ada pula kehidupan yang baik, tidak ada pula keselamatan di dua kehidupan (kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat), tidak ada pula keselamatan dari kehinaan di dunia dan siksaan di akhirat kecuali dengan keimanan yang benar, secara keilmuan dan penerapan. Maka, ilmu dan iman keduanya merupakan pemberian dari Dzat yang Maha Penyayang (Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì ) yang paling utama dan merupakan karunia yang paling agung.

Ibnu al-Qayyim ÑóÍöãóåõ Çááåõ berkata : Seutama-utama sesuatu yang diupayakan oleh jiwa, diperoleh hati, didapatkannya ketinggian derajat di dunia dan di akhirat oleh seorang hamba adalah ilmu dan iman, oleh karena itu Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì menggabungkan antara kedua hal tersebut di dalam firman-Nya,


æóÞóÇáó ÇáøóÐöíäó ÃõæÊõæÇ ÇáúÚöáúãó æóÇáúÅöíãóÇäó áóÞóÏú áóÈöËúÊõãú Ýöí ßöÊóÇÈö Çááøóåö Åöáóì íóæúãö ÇáúÈóÚúËö [ÇáÑæã : 56]


Orang-orang yang diberi ilmu dan iman berkata (kepada orang-orang kafir), “Sungguh, kamu benar-benar telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah sampai hari Kebangkitan (ar-Rum : 56)

Dan (juga di dalam) firman-Nya,


íóÑúÝóÚö Çááøóåõ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ãöäúßõãú æóÇáøóÐöíäó ÃõæÊõæÇ ÇáúÚöáúãó ÏóÑóÌóÇÊò [ÇáãÌÇÏáÉ : 11]


Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat (al-Mujadilah : 11)

Dan mereka ini (orang-orang yang beriman dan orang yang diberi ilmu) adalah ... orang-orang yang layak menempati tingkatan-tingkatan derajat yang tinggi [2]

Sesungguhnya iman merupakan pohon yang penuh berkah, besar manfaatnya, lebat faedahnya, dan banyak buahnya. Pohon ini memiliki sebuah tempat untuk ditanam. Pohon ini juga memiliki penyiraman yang khusus, dan pohon ini pun memiliki akar (yang menghujam kuat), cabang (yang menjulang ke langit) dan buah-buahan (yang dihasilkan setiap waktu dengan seizin Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì.)

Adapun tempat menanam pohon ini adalah hati seorang mukmin. Di dalam hati inilah diletakkan benihnya dan (tertancap kuat) akarnya. Darinya tumbuh dan berkembang cabang-cabang dan ranting-rantingnya.

Adapun yang menyirami pohon ini adalah wahyu yang menjelaskan kitab Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì dan sunnah Rasul-Nya Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó ; di dalamnya pohon yang penuh berkah ini disirami, dan tidak ada kehidupan bagi pohon ini dan tidak pula ada pertumbuhannya kecuali dengan wahyu.

Adapun akar pohon ini adalah rukun iman yang enam ; yaitu, iman kepada Allah, para MalaikatNya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir dan iman terhadap takdir yang baik dan yang buruk. Dan akar yang paling tinggi dari akar ini adalah iman kepada Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì. Dialah pokok dari akar-akat pohon yang penuh berkah ini.

Adapun cabang-cabang pohon ini adalah amal-amal shaleh, berbagai ketaatan yang bermacam-macam, pendekatan diri-pendekatan diri yang beragam bentuknya yang dilakukan oleh seorang mukmin, berupa shalat, zakat, haji, puasa, bakti, kebaikan dan yang lainnya.

Adapun buah-buahan pohon ini, maka segala bentuk kebaikan dan kebahagiaan yang didapatkan seorang mukmin di dunia dan di akhirat, adalah buah dari buah-buah iman dan produk dari berbagai macam produk-produknya. (Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì berfirman)


ãóäú Úóãöáó ÕóÇáöÍðÇ ãöäú ÐóßóÑò Ãóæú ÃõäúËóì æóåõæó ãõÄúãöäñ ÝóáóäõÍúíöíóäøóåõ ÍóíóÇÉð ØóíøöÈóÉð æóáóäóÌúÒöíóäøóåõãú ÃóÌúÑóåõãú ÈöÃóÍúÓóäö ãóÇ ßóÇäõæÇ íóÚúãóáõæäó [ÇáäÍá : 97]


Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia seorang Mukmin, sungguh, Kami pasti akan beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan (an-Nahl : 97)

Demikianlah, pentingnya iman nampak dengan mengetahui berbagai faedahnya dan buah-buahnya. Dan, dalam hal ini Syaikh as-Sa’diy ÑóÍöãóåõ Çááåõ mengatakan : “Ketahuilah bahwa kebaikan dunia dan akhirat termasuk buah-buah keimanan yang benar, dan dengannya seorang hamba akan hidup dengan kehidupan yang baik di dua negeri kehidupan (dunia dan akhirat). Dengannya pula ia akan selamat dari hal-hal yang dibenci dan keburukan-keburukan. Dengannya pula akan menjadi terasa ringan hal-hal berat yang menderanya dan semua yang dicarinya bakal didapatkannya. Dan, kita akan mengisyaratkan kepada buah-buah ini secara terperinci; karena sesungguhnya pengetahuan tentang faedah-faedah keimanan dan buah-buahnya termasuk pendorong yang paling besar untuk berusaha menambah keimanan. [3]

Kemudian, mulailah beliau ÑðÍöãóåõ Çááåõ menyebutkan rincian dari buah-buah keimanan dan faedah-faedahnya, dan berikut ini adalah rinkasannya. Maka, di antara buah-buah keimanan dan faedah-faedahnya, yaitu :

Pertama, Bahwa iman merupakan sebab keridhaan Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì yang merupakan sesuatu yang paling besar.

Kedua, bahwa pahala di akhirat, masuk ke dalam Surga, menikmati kenikmatan-kenikmatannya, selamat dari Nereka dan siksanya, hal itu terjadi karena keimanan.

Ketiga, Bahwa Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì membela orang-orang yang beriman, menolak dari mereka keburukan-keburukan di dunia dan di akhirat.

Keempat, bahwa Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì telah berjanji kepada orang-orang yang beriman yang menegakkan keimanan dengan sebenarnya berupa akan memperoleh pertolongan dan penguatan.

Kelima, Bahwa hidayah dari Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì untuk mendapatkan ilmu dan beramal serta untuk mengetahui kebenaran dan menempuhnya, hal itu selaras dengan keimanan dan pelaksanaan hak-haknya.

Keenam, Bahwa keimanan mengajak seseorang kepada tindakan menambah ilmu-ilmunya dan amal-amalnya yang bersifat zhahir dan yang bersifat batin.

Ketujuh, Bahwa orang yang beriman kepada Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì dan kesempurnaan-Nya, keagungan-Nya, kebesaran-Nya, dan kemulian-Nya adalah orang yang paling besar keyakinannya, ketenangannya, dan ketawakalan dan kepercayaannya kepada Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì .

Kedelapan, Bahwasanya tidak mungkin seorang hamba untuk bersikap dan bertindak dengan penuh keikhlasan kepada Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì dan bertindak penuh dengan penuh ketulusan terhadap hamba-hamba Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì dan memberikan nasehat kepada mereka secara sempurna kecuali dengan keimanan.

Kesembilan, Bahwa interaksi di antara makhluk tidak akan sempurna kecuali jika dibangun di atas kejujuran, nasehat dan tidak adanya kecurangan ; dan tidak akan ada yang melakukan hal tersebut dengan sebenarnya kecuali orang-orang yang beriman.

Kesepuluh, Bahwa iman merupakan pembantu terbesar untuk dapat kuat memikul berbagai beban berat kehidupan, melaksanakan berbagai bentuk ketaatan, meninggalkan berbagai bentuk kekejian yang mana di dalam jiwa terdapat pendorong yang kuat untuk melakukannya. Maka, perkara-perkara ini tidak akan dapat dilakukan dengan sempurna melainkan dengan kekuatan iman.

Kesebelas, Bahwa seorang hamba pastilah tertimpa oleh sedikit rasa ketakutan, lapar, dan kekurangan harta dan jiwa serta buah-buahan, sementara iman merupakan penolong terbesar untuk dapat memikul beban berbagai bentuk musibah ini.

Kedua belas, Bahwa iman dapat memunculkan kekuatan ketawakalan pada diri seorang hamba kepada Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì, karena pengetahuannya dan keimanannya bahwa seluruh perkara itu kembali kepada Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì dan berada di bawah ketentuan dan takdir-Nya.

Ketiga belas, Bahwa iman mendorong dan memotivasi seorang hamba dan menambah keberanian orang-orang yang memiliki keberanian, karena sesungguhnya karena kebersandarannya kepada Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, dan karena kuatnya harapannya dan ketamakannya terhadap sesuatu yang ada di sisi-Nya menjadikan hal-hal yang berat akan terasa ringan bagi dirinya, ia pun akan berani menghadapi hal-hal yang ditakuti karena percaya penuh terhadap Rabbnya, penuh harapan kepada-Nya akan jatuhnya hal itu dari pandangan matanya ; karena rasa takutnya dari para makhluk.

Keempat belas, Bahwa iman merupakan sebab terbesar bagi bergantungnya hati dengan Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì pada semua permintaannya yang bersifat duniawi dan ukhrawi.

Kelima belas, Bahwa iman menyeru kepada akhlak yang baik terhadap semua tingkatan manusia, dan bila iman itu melemah atau berkurang atau menyimpang, hal itu memberikan pengaruh pada akhlak-akhlak seorang hamba dengan berbagai bentuk penyimpanganya selaras dengan jauhnya dirinya dari keimanan.

Keenam belas, Bahwa iman yang sempurna mencegah (seorang hamba) dari masuk Neraka secara keseluruhan, sebagaimana iman itu akan mencegah pemiliknya dari berbagai bentuk tindak kemaksiatan di dunia, sedangkan iman yang kurang akan mencegah (seorang hamba) untuk kekal di dalam Neraka.

Ketujuh belas, Bahwa iman mewajibkan pemiliknya untuk menjadi seorang yang terjamin untuk memberikan keamanan di tengah-tengah makhluk dan juga mewajibkan seorang hamba memelihara dirinya dari menumpahkan darah manusia (tanpa hak), mengambil harta mereka (secara batil) dan mencoreng kehormatan mereka.

Kedelapan belas, Bahwa orang yang kuat imannya akan mendapati pada hatinya rasa manisnya iman, kelezatan rasanya, positifnya pengaruhnya, dan menikmati penghambaan dirinya terhadap Rabbnya. Dan, ia pun akan mendapatkan pada dirinya bahwa dia menunaikan hak-hak Rabbnya dan hak-hak para hamba-Nya yang merupakan konsekwensi keimanan dan pengaruhnya. Sehingga seorang mukmin berganti-ganti berada dalam kelezatan-kelezatan iman dan rasa manisnya yang beragam bentuknya.

Kesembilan belas, Bahwa iman adalah sebab satu-satunya untuk dapat melakukan sesuatu yang merupakan puncak tertinggi dalam agama, yaitu, jihad -dengan fisik, harta, dan perkataan-di jalan Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì.

Jadi, kesemuanya ini termasuk buah keimanan, dan tarmasuk pula kelengkapan dan kesempurnaannya. Dan, segala bentuk kebaikan di dunia dan akhirat merupakan cabang dari keimanan dan konsekwensi hasilnya.

Karena sesungguhnya Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì menyebutkan di dalam kitab-Nya hal-hal yang menjadi konsekwensi hasil keimanan berupa faedah dan buahnya tidak kurang dari seratus faedah, di mana masing-masing dari setiap faedahnya tersebut lebih baik dari dunia seisinya.

Ibnul Qayyim ÑóÍöãóåõ Çááåõ mengatakan :

“Dan faedah tersebut ada sekitar 100 poin, masing-masing poin dari faedah tersebut lebih baik dari dunia seisinya.

Di antara faedah tersebut adalah :

1-Pahala yang besar :

Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì berfirman,


æóÓóæúÝó íõÄúÊö Çááøóåõ ÇáúãõÄúãöäöíäó ÃóÌúÑðÇ ÚóÙöíãðÇ [ÇáäÓÇÁ : 146]


Dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar. (an-Nisa : 146)

2-Pembelaan dari Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì sehingga terselamtkan dari keburukan-keburukan di dunia dan di akhirat

Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì berfirman,


Åöäøó Çááøóåó íõÏóÇÝöÚõ Úóäö ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ [ÇáÍÌ : 38]


Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. (al-Hajj : 38)

3-Permohonan ampun (kepada Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì) untuk mereka oleh para malaikat yang bertugas memikul ‘Arsy

Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì berfirman,


ÇáøóÐöíäó íóÍúãöáõæäó ÇáúÚóÑúÔó æóãóäú Íóæúáóåõ íõÓóÈøöÍõæäó ÈöÍóãúÏö ÑóÈøöåöãú æóíõÄúãöäõæäó Èöåö æóíóÓúÊóÛúÝöÑõæäó áöáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ [ÛÇÝÑ : 7]


(Para malaikat) yang memikul ‘Arsy dan yang berada di sekelilingnya selalu bertasbih dengan memuji Tuhannya, beriman kepada-Nya, dan memohonkan ampunan untuk orang-orang yang beriman (Ghafir : 7)

4-Perlindungan Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì terhadap mereka dan siapa yang dilindungi-Nya tidak akan terhinakan.

Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì berfirman,


Çááøóåõ æóáöíøõ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ [ÇáÈÞÑÉ : 257]


Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman (al-Baqarah : 257)

5-Perintah-Nya ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì kepada para malaikat-Nya agar meneguhkan pendirian mereka

Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì berfirman,


ÅöÐú íõæÍöí ÑóÈøõßó Åöáóì ÇáúãóáóÇÆößóÉö Ãóäøöí ãóÚóßõãú ÝóËóÈøöÊõæÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ [ÇáÃäÝÇá : 12]


(Ingatlah) ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku bersamamu. Maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang beriman (al-Anfal : 12)

6-Bahwa bagi mereka beberapa derajat di sisi Tuhan mereka, dan juga ampunan serta rizki yang mulia.

7-al-‘Izzah (kekuatan)

Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì berfirman,


æóáöáøóåö ÇáúÚöÒøóÉõ æóáöÑóÓõæáöåö æóáöáúãõÄúãöäöíäó æóáóßöäøó ÇáúãõäóÇÝöÞöíäó áóÇ íóÚúáóãõæäó [ÇáãäÇÝÞæä : 8]


Padahal kekuatan itu hanyalah milik Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman. Akan tetapi, orang-orang munafik itu tidak mengetahui (al-Munafiqun : 8)

8-Kebersamaan Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì untuk orang-orang yang memiliki keimanan

Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì berfirman,


æóÃóäøó Çááøóåó ãóÚó ÇáúãõÄúãöäöíäó [ÇáÃäÝÇá : 19]


Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman. (al-Anfal : 19)

9-Ketinggian derajat di dunia dan di akhirat

Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì berfirman,


íóÑúÝóÚö Çááøóåõ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ãöäúßõãú æóÇáøóÐöíäó ÃõæÊõæÇ ÇáúÚöáúãó ÏóÑóÌóÇÊò [ÇáãÌÇÏáÉ : 11]


Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. (al-Mujadalah : 11)

10-Dianugerahkannya kepada mereka dua bagian dari rahmat-Nya, dan diberikannya cahaya kepada mereka yang dengan cahaya itu mereka berjalan, serta diberikannya ampunan untuk dosa-dosa mereka.

11-Kecintaan yang dijadikan-Nya untuk mereka, dan Dia ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì pun mencintai mereka dan menamkan kecintaan pada diri mereka terhadap para malaikait-Nya, Nabi-nabinya dan para hamba-Nya yang shaleh.

12-Adanya keamanan pada diri mereka dari rasa takut pada hari ketakutan yang sangat dahsyat

Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì berfirman,


Ýóãóäú Âãóäó æóÃóÕúáóÍó ÝóáóÇ ÎóæúÝñ Úóáóíúåöãú æóáóÇ åõãú íóÍúÒóäõæäó [ÇáÃäÚÇã : 48]


Siapa beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati (al-An’am : 48)

13-Bahwa merekalah orang-orang yang diberi kenikmatan; orang-orang yang kita diperintahkan agar kita meminta kepada-Nya agar memberikan petunjuk kepada kita kepada jalan mereka tiap siang dan malam sebanyak 17 kali. [4]

14-Bahwa al-Qur’an merupakan petunjak dan penyembuh bagi mereka.

Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì berfirman,


Þõáú åõæó áöáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ åõÏðì æóÔöÝóÇÁñ æóÇáøóÐöíäó áóÇ íõÄúãöäõæäó Ýöí ÂÐóÇäöåöãú æóÞúÑñ æóåõæó Úóáóíúåöãú Úóãðì ÃõæáóÆößó íõäóÇÏóæúäó ãöäú ãóßóÇäò ÈóÚöíÏò [ÝÕáÊ : 44]


Katakanlah (Nabi Muhammad), “Al-Qur’an adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman, sedangkan orang-orang yang tidak beriman, pada telinga mereka ada penyumbat dan mereka buta terhadapnya (al-Qur’an). Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh (Fushshilat : 44)

Dan yang menjadi maksud adalah bahwa iman merupakan sebab yang akan dapat menarik segala bentuk kebaikan, dan setiap kebaikan (apa pun bentuknya) di dunia dan di akhirat maka sebab (kemunculan)nya adalah keimanan, dan setiap keburukan di dunia dan di akhirat maka sebabnya adalah tidak adanya keimanan.[5]

Jadi, keimanan merupakan wasilah terbesar agar dekat dengan Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì dan dekat dengan rahmat-Nya, serta memperoleh pahala-Nya. Dan, keimanan juga merupakan wasilah (sarana) terbesar untuk mendapatkan ampunan dosa-dosa, menghilangkan perkara-perkara yang berat atau meringankannya, memberikan konsekwensi kehidupan yang baik di dunia, memudahkan seorang hamba untuk mendapatkan kemudahan, menjauhkan seorang hamba dari kesulitan, memberikan ketenangan hati dan kerehatan jiwa, qanaah (rasa cukup) yang sempurna, kebaikan kondisi, kebaikan keturunan, dan lainnya berupa buah dan pengaruh yang cukup besar disebabkan karena keimanan yang menunjukkan akan agungnya keutamaannya dan kemuliaan keadaannya.

Wallahu A’lam

(Redaksi)

Sumber :

Ahaditsu al-Iman, Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin al-Badr, hal. 7-14

Catatan :

[1] Diriwayatkan oleh al-Bukhari (26) dan (1519), dan lafazh ini adalah miliknya, dan Muslim (135)

[2] al-Fawaid, Ibnul Qayyim, hal. 151

[3] Taisir al-Karimi ar-Rahman, as-Sa’diy, 1/47-48

[4] Hal demikian itu karena pembacaan surat al-Fatihah dalam shalat lima waktu satu kali tiap rakaat, di mana jumlah rakaat (dalam shalat lima waktu) sebanyak 17 rakaat.

[5] ad-Da-u wa ad-Dawa, Ibnul Qayyim (hal.175-177)

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihathadits&id=432